Dunia baru, Sambutlah Diha
Diposting oleh
Unknown
on Minggu, 09 November 2014
/
Comments: (0)
“Senang dengan kuliahmu sekarang nduk?”tanya ibu
“Alhamdulilah bu, doakan aja istiqomah sama kuliah bu, ini sudah pilihan Allah untukku”
Percakapan disenja malam minggu ini begitu hangat walaupun hujan menguyur jogja. Kebersamaan makan malam keluargaku ini selalu kurindukan. Jarang-jarang bisa kumpul seperti ini. dengan menu makan yang sederhana yang telah ibu siapkan selalu membuat kami tersenyum. Tak ada masakan yang lebih nikmat selain masakan buatan ibu. Bahagia sekali rasanya disaat aku mulai memutuskan untuk menerima realita, kedekatan dengan keluarga semakin menguatkan langkah-langkah kecil yang akan membawa pada sebuah pencapaian puncak kesuksesan. Insya Allah aku mulai membiasakan diri dengan hijab syar’i. Aku ingin menunjukkan identitasku sebagai orang muslim. Beruntung memang aku dilahirkan dalam keluarga yang mengajarkan anak-anaknya menjalankan perintah Allah sejak kecil seperti sholat, ngaji dan.....yaaa memakai hijab. Tak mudah memang, waktu kecil aku sering bertanya pada ibu
“kenapa sih bu, aku harus pakai hijab?padahal teman-temanku ga ada yang pakai hijab”
Tak puas bertanya pada ibu, aku pun bertanya pada bapak
“pak, pakai hijab itu hukumnya wajib yaa? Kalau wajib kok teman-temanku ga ada yang pake?”
Masih teringiang dalam benakku sampai sekarang, di TK ku yang memakai hijab hanya aku saja. Pada saat itu hijab masih asing. Bahkan kalau diingat-ingat aku hanya punya hijab sedikit. Hijab yang paling sering aku pakai itu warna hijau tua. Kebayang kan, betapa hijab pada masa itu sangatlah asing. Saudaraku yang berbeda agama denganku selalu mengejekku “kecil-kecil kok pakai hijab, nanti kalau udah besar jadi teroris”
AKU BUKAN TERORIS! Islam tak pernah mengajarkan kami menjadi teroris. Lihatlah, sekarang aku adalah seorang muslimah yang mencintai kedamaian dan kelembutan karena begitulah islam mengajarkan pada setiap pengikutnya. Pertanyaanku pas kecil yang sangat mengelitik itu
“Hijab itu buat apa to pak? Wong kalau aku ga pake hijab itu aku terlihat lebih ayu terus orang-orang akan terpesona dengan keindahan rambutku yang panjang, lurus dan hitam ini”
Jawaban bapak pada saat itu sangatlah singkat
“Wes to, omongan uwong ki ora ono ujunge. Ra ono gunane kethok ayu neng matane uwong2”
Barulah diawal SMA, mulai menyadari bahwa Oh..iyaa aku pakai hijab itu kan perintah Allah dan aku ingin terlihat cantik dimata Allah. Hal yang sangat aku sesalkan itu, sewaktu SMP. Berhubung, sekolah yang umum. Banyak godaan yang membuat aku terlena...terlena melepas jilbab. Sueer, masa SMP itu masa paling malas untuk diingat. Dimana aku merasa menjadi orang yang jahiliyah. Betapa tidak, aku sering mengikuti extrakulikuler tapak suci dan basket yang membuat aku melepas jilbab. Jadi, dari rumah itu pake jilbab tapi kalau udah disekolah dilepas..dunia seakan terbalik, orang-orang menolak mengenalku, bahkan menjauh ketika memakai hijab. Sakiiiit... sekali rasanya ketika semua menatapku aneh. Astaghfirullah. moga Allah mengampuni ke jahiliyahan masa itu. Mulai melek itu pas terpilih menjadi siswi teladan versi pesantren kilat.
Well, I am pround be moslem ! betapa beruntungnya hidup dinegara mayoritas islam, atau minimal membebaskan memakai hijab, suara adzan membahana...yaah kita harus bersyukur. Bayangkan dinegara-negara minoritas, memakai jilbab saja tak bebas pun suara adzan tak terdengar membahana. Namun, walaupun negara indonesia ini negara mayoritas islam. Banyak, warganya tak bangga dengan keislamannya, berpakaian dan bertingkah laku serba bebas. Mungkin karena belum tahu. Saat ini, Alhamdulilah syiar islam telah berkembang pesat di Indonesia dan memakai jilbab sudah menjadi tren dikalangan wanita. Baik mereka yang memakai karena memakai karena mengerti kewajibannya atau hanya ingin mengikuti arus tren. Yang paling penting sekarang mulailah meluruskan niat memakai hijab itu benar-benar dari hati karena sadar akan perintah Allah. Ingat, salah satu obat hati itu berkumpul dengan orang –orang sholeh. Aku benar-benar merasakannya, berkumpul dengan orang=orang yang mencintai Allah, berkumpul dengan mereka yang mempunyai semangat yang luar biasa dalam belajar dan beribadah. Aku merasakan kedamaian,saat Allah menjadi alasan setiap gerak yang kami lakukan. Sahabat-sahabatku, di Sm@rt Syuhada, KSE UGM, dan JAA UMY. Mereka memancarkan kekuatan yang luar biasa, hingga aku tertular dan mengerahkan untuk berbuat baik.
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami cinta-Mu, dan cinta dari orang-orang yang cinta kepadaMu, serta segala amal perbuatan yang mendekatkan kami kepada cintaMu.
Internasional Conference on Islamic Finance at the JW Marriott Hotel in Surabaya
Diposting oleh
Unknown
/
Comments: (0)
First of all, I would like to invite all of us to express our gratitute to Allah, the Almighty, who has blessed us with good health, enabling us togather. Surabaya is Indonesia’s second-largets city with a population of almost 3 million and is known as “the city of heroes” due to the importance of the Battle of Surabaya.it was here in 1945 that first began to fight for our independence from the Dutch rulers. It is my great pleasure to participants Internasional Conference on Islamic Finance at the JW Marriott Hotel in Surabaya, with theme “The Integrated development of islamic finance towarts financial stability and sustainable economic development”, a theme that is relevant with the current development of islamic finance.I believes that growth of islamic finance will bring about fundamental benefits (maslahat) to sustainable economic development, financial system stability and social welfare.
The internasional conference is expected to serve as a forum where industrial players, internasional organization, scholars and regulators are able to exchange knowledge and experience regarding islamic finance’s latest glonal development. Attending the conference are participants and speakers from over 10 countries such as Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bahrain, Yemen, Maldives, Mauritanis, Kazakhtan and Saudi Arabia.
This is opportunity for us due to we are the only one students in here, we are economics students of Muhammadiyah Yogyakarta Universty. That a happiness for us. But it needed a fight to there are in here. Need a long time to waiting join in conference due to many people want to join in this conference.
Finally, we can to enter to conference after waiting 4 hours. The first session on the first day of conference, for exemple was chaired by World Bank Global partnership vice president Karin Finkelston, IDB group general director Azmi Omar and Dubai Financial Services Authority Supervision director Prasanna Seshachellam.
On two days, I so glad due to meet Mr. Adiwarman.A Karim. And I have oppurtunity to ask to Mr.Adiwarman.
“Thank you for oppurtunity, my apologize, my questions not related for this topic discuss but in general about islamic banking in indonesia. I would like to ask Mr.Adiwarman regarding the islamic Banking in Indonesia. In your opinion the islamic banks has been fully shariah compliant? Second, why the share of islamic banking in indonesia is just 5% now, despite fact that the growth is promising? Third, how to increase the share islamic banking in Indonesia? Thats all, thank you”. Suddenly, many applause for me. Its my fogetable experience.
The last day in Surabaya, see you next time Surabaya.
hehe





