Kita tentu
pernah merasa dititik-titik terjatuh dalam hidup. Begitu banyak pernyataan
muncul dan rasanya tidak sanggup berdiri. Kesempatan melanjutkan studi ke
tingkat tinggi selalu diimpikan setiap orang, termasuk aku. Sejak kecil aku
bermimpi kuliah di UGM. SD,SMP,SMA.. sekolahku termasuk yang lumayan favorit. Pertama
kali menginjakkan kaki di SMA, rencana awalku pun step by step aku realisasikan
dari aktif berorganisasi, aktif bertanya pada guru, aktif sosialisai dengan
teman-teman angkatan, kakak kelas, dan guru. Hingga pada kenaikan kelas
prestasi baru pun kuukir, yeaaah ! tak pernah bermimpi menjadi bintang
kelas..rasanya seperti mimpi tapi hei ini fakta loooh. Bukan hanya itu, bersama
tim saintek kami meraih juara roket air tingkat DIY-JATENG. Belum berhenti
sampai situ, prestasi dibidahng nonakademik menyusul. Aku menjadi bph intern
pleton inti dan mendapat amanah menjadi sekretaris ODT (PRAMUKA). Pada tititk
inilah aku mulai optimis menata diri meraih impiah kuliah di UGM. Keyakinan itu
begitu kuat dalam setiap doaku. Namun, realita tak seindah impian. Harapan hanyalah
harapan. Kegagalan dalam SNMPTN harus aku terima dengan lapang dada. Padahal,
rata-rata nilaiku dari semester 1-5 tak kurang dari 8,60 dan semester 4-5
rata-rataku 9,00. Saat itu, aku tetap tegar karena sudah lama mengikuti bimbel.
Tetapi, realitas begitu pahit. Aku gagal SBMPTN
dan UMPTN. Aku mulai tak mensyukuri keadaan ini walaupun masih ada
harapan karena aku masuk cadangan ke 8 D4 kebidanan Poltekes Kemenkes tapi
kemungkinan sangat kecil. Orangtuaku sudah angkat tangan dan menyarankan
mendaftar di POLTEKES BSI JUR FARMASI. Yang mana tetanggaku menjadi kaprodi
disitu. Aku sudah pusing 10000 keliling. Dan akhirnya aku mencoba mendaftar. Tak
ada persiapan. Aku mendaftar bersama sahabatku yang senasib denganku. Kami hanya
membawa uang 100rb. Disiang-siang yang sarat akan panasnya terik matahari kami
menyusuri jalan gedong kuning untuk mencari lokasi poltekes bsi. Kesan pertama
melihat kampusnya, speechless an d make me doubt. Tapi ini hari terakhir
pendaftaran. Dan waktu itu tepat bulan ramadhan jadi aku nggak mau sampai
melukai hati kedua orangtuaku yang terlalu berharap anaknya bisa kuliah. Dan waktu
melihat aku diterima pun, tak ada ekspresi yang IH WOW !. its FLAD. To be
continue -----
hehe


0 komentar:
Posting Komentar