Hari pertama sih biasa aja ya. Penuh dengan keteganggan karena tempat yang digunakan perkemahan bhakti sangat dan belum pernah aku tau, parahnya lagi itu terletak dipedesaan. Tau sendiri kan giana repotnya kemahditempat seperti itu. Pikiran was-was terbayang-bayang dibenakku saat perjalanan menuju Buper diGunung kidul. Perutku serasa muaal karena jalan yang sangat tajam. Syukur enggak mutah. Setelah sampai disebuah Padang rumput yang luaas ternyata kita masih disuruh berjalan untuk menuju ke buper. Gubraak ! kepalaku udah cenat-cenut dibuatnya.ahh..dengusku. Diperjalannan aku cuma diam tanpa kata sambil menikmati beratnya tas sangga. Deg! kak kelinci?whaat..perasaanku semakin tak karuan melihat kak kelinci lewat dengan memboncengkan temenku. Aku tak mau melihatnya, sesuai perjanjian dengannya aku tidak akan berbicara, menatap karena aku pasti bisa menunjukkan aku bisa mandiri.
Hari kedua itu benar-benar membuatku down. Kecemburuanku selalu mengusikku. Apalagi temenku si fath yang mencoba membakar aku dengan kata-kata sehingga emosiku bergejolak ..rasanya pengen pulang. Aku tak sanggup ...............................................................................................BERSAMBUNG
